Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2017

Ranking the last 10 Best Picture Oscar Winners

The Oscars made headlines after this Sunday's broadcast culminated in the biggest gaffe in the history of the Academy Awards. After La La Land was mistakenly announced as the year's Best Picture, and its producers went on to offer their acceptance speeches, Moonlight was finally crowned as the true honorary of the prestigious award. Therefore, I've decided to devote February's Movie List of the Month to looking back and ranking the last decade's Best Picture winners ( January's list ). #10. Birdman (2014) The 2015 Academy Awards offered a heated battle in the Best Picture race between Richard Linklater's iconic coming-of-age story, Boyhood , and the eventual winner, Birdman . Alejandro G. Inarritu's superbly directed film delivered hard-hitting performances from Michael, Keaton, Emma Stone and Edward Norton, but Birdman falls short of the other phenomenal Best Picture winners of the past decade. #9. The Hurt Locker (2009) James Cameron's Avatar

2017 Oscar Predictions

Hollywood's biggest night of the year is less than 36 hours away ( join our FREE Oscar Contest ). And although many of the major Oscar races feel cemented in (dare I say, Emma) "Stone", there are always a few categories destined to shake-up the evening. Guest-writer, Greg Rouleau and I offer up our predictions on how the Academy Awards will unravel, here's what we envision: Smaller Categories Best Animated Film: Zootopia - Dave & Greg Best Documentary: O.J.: Made in America - Dave & Greg Best Foreign Film: Toni Erdmann - Dave & A Man Called Ove - Greg Best Score: La La Land - Dave & Greg Best Adapted Screenplay Moonlight - Dave & Greg Despite all of its enormous fanfare, Barry Jenkins' adored indie drama Moonlight has been completely overshadowed by La La Land. Consequently, the film is most likely going to miss out in some of the bigger races, but Adapted Screenplay should be one of two Oscars earned by this deserving film. Best Original

BUKA’AN 8 (2017) REVIEW : Kapsul Waktu Penuh Kritik Sosial

Di setiap tahunnya, Angga Dwimas Sasongko akan selalu melahirkan sebuah film dengan kemasan yang berbeda. Kekuatan Angga Dwimas Sasongko dalam mengarahkan film-filmnya adalah ketika dia berhasil membuat karakternya sangat terkoneksi dengan penontonnya. Mulai dari Hari Untuk Amanda hingga Surat Dari Praha, Angga Dwimas Sasongko berhasil memberikan intimasi yang membuat penonton memiliki kedekatan dan simpati kepada karakter-karakter dan problematika yang ada di dalam filmnya. Di tahun 2017 ini, Angga Dwimas Sasongko kembali menyuguhkan karya terbarunya. Proyek film besutannya kali ini bekerjasama dengan Salman Aristo sebagai penulis naskah. Film terbarunya ini dibintangi oleh Chicco Jerikho dan aktris pendatang baru, Lala Karmela. Angga Dwimas Sasongko mendedikasikan film ini sebagai bentuk kapsul waktu anak pertamanya. Kali ini, Angga Dwimas Sasong bermain dalam genre drama komedi lewat Buka’an 8 . Sebuah kapsul waktu untuk anak dari Angga Dwimas Sasongko, jelas membuat film terbarunya

LION (2016) REVIEW : Perjalanan Menemukan Arti Rumah

Berbicara tentang perjalanan kembali menuju rumah di dalam sebuah film akan dengan mudah merebut hati penontonnya. Bahkan kritikus dan ajang penghargaan akan dengan mudah mengapresiasi film-film seperti ini. Tahun 2016 lalu, sebuah film bertema perjalanan kembali menuju rumah mendapatkan sebuah sorotan dan pujian oleh kritikus dan beberapa ajang penghargaan. Film tersebut adalah Lion yang disutradarai oleh Garth Davis dan berdasarkan sebuah kisah nyata. Lion diangkat dari kisah asli dari Saroo yang telah ditulis dalam sebuah novel. ‘A Long Way Home’ adalah buku yang mendasari Garth Davis untuk mengarahkan filmnya. Naskah adaptasinya diserahkan kepada Luke Davies untuk menentukan struktur ceritanya. Dev Patel dipercaya untuk menggambarkan sosok asli dari Saroo dewasa. Ada pula Sunny Pawar yang memerankan Saroo di fase masih kecil. Film ini pun dibintangi oleh beberapa nama lain seperti Nicole Kidman dan Rooney Mara. Tema-tema tentang menemukan kembali rumah memang sudah biasa dan se

Rapid Reviews: Fist Fight and The LEGO Batman Movie

When It's Always Sunny in Philadelphia was renewed for another two seasons back in April of 2016, it marked a milestone by ensuring that the comedy series would become the longest running live-action sitcom in television history. And while Charlie Day has successfully transitioned from sitcom star to big-screen actor in films such as Pacific Rim and the Horrible Bosses franchise, he hadn't been handed the lead role in a major motion picture. Finally, Day serves as the main protagonist in Richie Keen's new comedy, Fist Fight . When one teacher's volatile actions land him and fellow instructor, Andy Campbell (Charlie Day), in the principal's office on the last day of the school year, Andy must choose between ratting out his colleague or losing his job. And with baby number two set to arrive any day now, Andy responds to this tenuous situation by telling the truth. Consequently, Strickland (Ice Cube) is fired for his actions and it prompts him to challenge Andy to a

LONDON LOVE STORY 2 (2017) REVIEW : Realisasi Mimpi Tentang Cinta Yang Hiperbolis

Kedatangan Screenplay Films di perfilman Indonesia memang memiliki warna baru. Film-filmnya sejak Magic Hour selalu mendatangkan penonton dan itu cukup mengagetkan banyak pihak. Sehingga, dengan kedigdayaannya di perfilman Indonesia membuat rumah produksi satu ini selalu hadir dengan karya terbaru setiap tahunnya karena tahu potensinya menggaet penonton. Screenplay Films pun semakin lama semakin melebarkan sayapnsya dengan berasosiasi bersama Legacy Pictures. Setelah Magic Hour, film kedua Screenplay Films pun laris manis. London Love Story , yang dirilis pada tahun 2016 ini memasang nama-nama familiar di mata penonton yaitu Michelle Ziudith dan Dimas Anggara dan berhasil menggaet 1 juta penonton. Dengan prestasi raihan penonton yang di luar ekspektasi itu, Screenplay Films kembali menghadirkan kisah cinta Caramel dan Dave di seri berikutnya. Asep Kusdinar tetap -bahkan selalu -kembali menyutradari film-film Screenplay Films lewat London Love Story 2 . Film-film Screenplay Films me

ARRIVAL (2016) REVIEW : Proses Negosiasi dalam Menyepakati Sebuah Bahasa

Science Fiction adalah sebuah genre yang bisa dibilang tak bisa disukai banyak orang. Tetapi di beberapa tahun terakhir, genre ini selalu memiliki satu film dengan presentasi yang memukau. Di tahun 2016 lalu, Denis Villenueve kembali menghadirkan sebuah film science-fiction yang diharapkan dapat bersanding dengan film-film seperti Gravity , Interstellar , atau The Martian yang mendapat banyak pujian di berbagai ajang penghargaan dan para kritikus film. Denis Villenueve mengarahkan sebuah cerita yang diangkat dari buku kumpulan cerita pendek ‘Story of Your Life’ yang ditulis oleh Ted Chiang. Bersama dengan Eric Heisserer sebagai penulis naskah, Denis Villenueve berkolaborasi untuk menghasilkan karya terbaiknya. Arrival , karya terbaru dari sutradara yang mengarahkan film Prisoners , Enemy , dan Sicario ini   dibintangi oleh peraih nominasi Academy Awards, Amy Adams dan Forest Whitaker. Serta ada pula Jeremy Renner yang ikut serta meramaikan film ini. Arrival memang terlihat sebag

ISTIRAHATLAH KATA-KATA (2017) REVIEW : Keterbatasan Interpretasi Menimbulkan Perbedaan Persepsi

Film adalah sebuah medium untuk menyampaikan pesan. Hal ini dapat digunakan oleh banyak pihak untuk mencapai tujuan mereka masing-masing. Salah satunya adalah menggunakan film untuk menunjukkan suara-suara yang terpendam di tengah kebisingan suara masyarakat yang sama setiap harinya. Menunjukkan realita lain yang perlu diangkat dan ditunjukkan kepada banyak orang di tengah realita yang itu-itu saja. Mungkin tujuan inilah yang berusaha ingin disampaikan oleh Yosep Anggi Noen saat ini. Menggunakan film sebagai medium menyuarakan pendapat, menyuarakan orang yang telah lama hilang untuk ‘dihidupkan kembali’. Lewat film terbarunya, ‘ Istirahatlah Kata-Kata ’, Yosep Anggi Noen ingin mengingatkan sosok penting di tengah era orde baru. Wiji Thukul, salah satu simbol perlawanan orde baru yang hilang saat membela hak asasinya. Mengenalkan kepada banyak orang tentang Wiji Thukul –mungkin –adalah tujuan utama dari Yosep Anggi Noen. Lewat ‘ Istirahatlah Kata-Kata ’, Yosep Anggi Noen ingin menumbuhk