Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2015

NAY (2015) REVIEW : Monolog Tentang Perempuan

Road movie menjadi salah satu pendekatan baru dari para sineas baik lokal maupun luar untuk mengantarkan ceritanya. Biasanya, ada beberapa idealisme yang disampaikan oleh beberapa sineas lewat medium audio visual . Setelah itu, lewat road movie karakter-karakter yang ada di dalam filmnya mengalami kontemplasi terhadap apa yang terjadi dalam hidupnya lewat beberapa konflik yang mereka temukan di sepanjang perjalanan. Dengan pendekatan genre ini, dianggap cukup efektif untuk memberikan renungan kepada penontonnya dengan apa yang terjadi di sekitar. Dan di tahun ini, Road Movie diangkat oleh Djenar Maesa Ayu dalam film terbarunya berjudul Nay . Film ini hanya mengambil satu tempat setting dan menjadikan satu orang sebagai karakter utama filmnya. Hal ini jelas menjadi salah satu hal yang baru di perfilman Indonesia karena memiliki kesulitan yang cukup besar untuk mengolahnya menjadi presentasi yang kuat. Melalui Sha Ine Febriyanti sebagai pemeran utama, Djenar Maesa Ayu mencoba untuk me

BADOET (2015) REVIEW : Pembuktian Kembalinya Film Horor Indonesia

Mengembalikan kepercayaan penonton film Indonesia kepada genre horor bukanlah sesuatu yang mudah. Histori dari genre ini memang tak terlalu memiliki citra yang bagus, karena sineas Indonesia terlalu bermain eksperimental dengan terlalu sering mengumbar sensualitas di dalam filmnya. Penonton pun mulai memicingkan mata untuk mencicipi film horor Indonesia yang dirilis di bioskop. Tak semua sineas Indonesia menggunakan formula itu, akan tetapi mereka tetap terkena dampak yang sama dari penonton Indonesia. Mulai dibangkitkan lagi dan dibersihkan kembali citra film horor Indonesia yang sudah mulai buruk. Beberapa sutradara Indonesia mencoba menggarap sebuah film horor yang reputasinya jauh dari kesan sensualitas. Salah satunya adalah Awi Suryadi yang berusaha membuat film horor terbaru di tahun ini. Badoet, film horor yang dia buat, mulai gencar dibicarakan dan mendapat sorotan dari beberapa cuplikan foto yang terlihat menjanjikan. Kehausan penikmat film Indonesia terlebih untuk film horor

SPECTRE (2015) REVIEW : Bond’s Back, The Charm Is Not.

Nama Bond memang sudah bukan lagi menjadi sebuah nama yang asing di berbagai belahan dunia. Bahkan nama James Bond sudah menjadi sebuah brand yang akan dinantikan oleh berbagai kalangan. Karakter yang dibuat oleh Ian Flemming ini pun sudah mendapatkan pasarnya yang besar ketika film-filmnya mulai dirilis secara luas dan Indonesia adalah salah satu target pasar besar dari film-film James Bond.   Pergantian pemain James Bond pun sudah sering terjadi di sepanjang filmnya hingga tahun 2015. Dan di 6 tahun terakhir, Daniel Craig dipilih menjadi pemeran James Bond dari film ke-20 hingga film yang terbaru di tahun 2015. Daniel Craig masih mendapat kepercayaan menjadi sosok agen rahasia bermata biru ternama di MI6 dalam film terbarunya berjudul Spectre. Film terbarunya ini tetap disutradarai oleh orang yang sama, Sam Mendes, yang pernah bertanggung jawab lewat Skyfall. Berselang 3 tahun dari Skyfall, membuat Sam Mendes memiliki banyak waktu untuk merancang bagaimana Spectre akan berlangsung.

THE LITTLE PRINCE (2015) REVIEW : Visionary De-Saint Exupery’s Adaptation By Osborne

Antoine De-Saint Exupery menjadi salah satu penulis perancis yang karyanya menjadi literatur klasik di berbagai belahan dunia. Karya-karyanya yang ditulis dalam bahasa perancis diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia. The Little Prince pun menjadi salah satu literatur sastra dengan cerita anak-anak yang memiliki pengertian dalam tentang menjadi dewasa yang dapat diinterpretasi secara luas oleh semua orang yang membaca karyanya.   Dengan keberhasilan De-Saint Exupery membuat The Little Prince menjadi sumber literatur yang legendaris, menjadi kehormatan dan sambutan hangat bagi The Little Prince untuk dijadikan sebuah film. Tetapi, akan menjadi sebuah beban bagi yang mendapat kepercayaan itu ketika harus mengadaptasi karya legendaris dari De-Saint Exupery. Mark Osborne menjadi orang kepercayaan untuk mengarahkan bagaimana karya klasik milik De-Saint Exupery ini menjadi sebuah film bergerak. Pendekatan yang dilakukan Mark Osborne dalam mengadaptasi The Little Prince milik Antoine De-Sa

GOOSEBUMPS (2015) REVIEW : New Takes From R.L. Stine Books

Menjadi salah satu penulis termahsur di eranya, R.L. Stine menuliskan cerita misteri pengantar tidur untuk anak-anak, Goosebumps . Karya milik R.L. Stine ini memiliki beberapa seri yang berbeda di setiap bukunya. Pun, buku milik R.L. Stine ini pernah diangkat menjadi sebuah serial televisi di tahun 1995. Karyanya yang tak pernah lekang oleh waktu ini dimanfaatkan oleh Sony Pictures untuk diangkat menjadi sebuah film layar lebar di tahun 2015 ini.  Goosebumps diangkat menjadi sebuah gambar bergerak dengan durasi 100 menit dan diarahkan oleh Rob Letterman. Dibintangi oleh Jack Black, film Goosebumps pun menjadi sebuah film adaptasi yang berbeda. Goosebumps tak didasari atas cerita dari salah satu buku yang ditulis oleh R.L. Stine. Rob Letterman memutuskan untuk membuat Goosebumps sebagai sebuah tribut untuk karya R.L. Stine yang sudah menemani generasi 90an dan diperkenalkan kembali kepada generasi millenium. Membuat cerita sendiri di atas buku-buku R.L. Stine bukan berarti malah m

CRIMSON PEAK (2015) REVIEW : Enchanting Yet Powerful Gothic Romance

Menghadirkan sebuah film mencekam dengan mempedulikan detil-detil artistik adalah keahlian dari sutradara, Guillermo Del Toro. Dengan anugrahnya tersebut, Guillermo Del Toro bisa menjadikan sebuah film horor naik satu tingkat dibanding dengan film-film horor lainnya. Tak hanya dalam film-film horor, tetapi Guillermo Del Toro tetap bisa mengarahkan film-film fantasi lainnya dengan kekhasan gaya penyutradaraan darinya.  Poin yang membuat Guillermo Del Toro menjadi salah satu sutradara yang menjanjikan adalah kinerjanya dalam film Pan’s Labyrinth . Dia berhasil menjadikan sebuah film yang penuh dengan makhluk-makhluk yang berdampak mimpi buruk ini menjadi sajian yang cantik. Sehingga, banyak penonton yang menantikan karya-karya dari sutradara asal Meksiko ini. Di tahun 2015 ini, Guillermo Del Toro menghasilkan karya terbarunya yang menggabungkan sebuah film romance dengan gaya gothic yang sangat khas dengannya. Crimson Peak , proyek terbaru dari Guillermo Del Toro ini mengalami pengundu