Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2015

SOUTHPAW (2015) REVIEW : Stellar Performance Inside The Mediocrity

Film bertema olahraga dengan nilai-nilai kemanusiaan, mungkin menjadi salah satu film yang berpotensi ikut dalam ajang penghargaan bergengsi. Apalagi di akhir-akhir tahun seperti ini, adalah waktu yang tepat untuk merilis film-film dengan tema seperti ini. Southpaw adalah salah satu proyek yang mungkin memiliki materi itu untuk bisa mendapatkan perhatian di ajang-ajang penghargaan bergengsi. Apalagi, film ini disutradarai oleh Antoine Fuqua yang pernah berhasil mendapatkan perhatian para juri ajang penghargaan lewat Training Day . Southpaw dibintangi oleh Jake Gyllenhaal, Rachel McAdams, dan banyak bintang lainnya yang juga memiliki reputasi yang sangat baik di dalam filmnya. Jelas, Antoine Fuqua berharap banyak dengan apa yang dia arahkan di proyek film terbarunya. Pun juga, dengan materi film Southpaw memiliki banyak sekali potensi untuk menjadikannya sebuah film yang mumpuni untuk disaingkan dengan film-film lainnya yang disiapkan sebagai film-film awards nods . Memang, film ar

EVEREST (2015) REVIEW : Not Really Hike to Top of the Mountain

Film-film dengan berbujet besar dan penuh ledakan yang diedarkan selama musim panas pun akhirnya berakhir. Di kuartal akhir tahun, slot-slot besar itu diperuntukkan bagi film-film yang sudah siap bersaing di ajang-ajang bergengsi seperti Golden Globe Awards atau pun Academy Awards. Akan banyak sutradara yang bersaing untuk mendapatkan lini terdepan sebagai jagoan untuk memenangkan beragam penghargaan di dalam ajang bergengsi tersebut. Salah satu film yang memiliki konten tersebut adalah Everest, arahan dari Baltazar Kormakur. Film ini pun terlihat memiliki konten yang setidaknya bisa diperhitungkan di dalam ajang-ajang bergengsi. Diadaptasi dari sebuah buku berjudul Into Thin Air, Baltazar Kormakur mengarahkan sebuah film yang didasari oleh kejadian nyata tentang para pendaki yang kesulitan untuk mencapai puncak gunung tertinggi dunia. Beberapa nama besar pun ikut andil di dalam film ini seperti Jason Clarke, Josh Brolin, Keira Knightley, dan Jake Gyllenhaal. Terlalu memiliki ambisi un

MAZE RUNNER : THE SCORCH TRIALS (2015) REVIEW : Another Victim of Sequel Disease

Buku-buku Young Adult dengan tema paska kehancuran banyak sekali diproduksi dan diminati oleh beberapa penulis. Pun, hal tersebut digunakan oleh beberapa rumah produksi untuk mengeruk keuntungan dengan membeli lisensi dari buku tersebut. Ada The Hunger Games dan Divergent yang sudah mendapatkan hati di penontonnya dan rumah produksi. 20th Century Fox pun tak mau ketinggalan dengan rumah produksi yang lain untuk membeli lisensi dari buku Young-Adult terlaris. Dan 20th Century Fox memutuskan untuk mendapatkan lisensi dari buku karangan James Dashner, The Maze Runner. Buku miliknya adalah sebuah trilogi yang ketiganya mendapatkan plakat terlaris di beberapa majalah. Film pertama dari seri ini telah dibuat filmnya di tahun 2014 dan memiliki performa yang cukup menyenangkan untuk diikuti. Dengan respon yang baik dari penonton, kritikus, dan pendapatan, lampu hijau untuk memproduksi sekuel dari The Maze Runner pun diberikan oleh 20th Century Fox kepada Wes Ball, sang sutradara. The Maze Runn

TED 2 (2015) REVIEW : Ted Is Back, The Jokes Is Not

Setelah secara tak terduga menjadi sebuah film ikonik dengan pendapatan dan respon yang baik dari kritikus, Seth MacFarlane memberikan persepsi lain kepada sebuah boneka  Ted dy Bear . Secara Ajaib,  Ted  menjadi sebuah film yang menghibur meskipun dengan guyonan yang penuh dengan sensualitas yang kadang membuat orang jengah. Tetapi, hal itu tetap menjadi senjata andalan untuk  Ted  menggerakkan cerita dan juga leluconnya yang jenaka. Dengan respon yang baik dan pendapatan di Box Office yang juga sangat tidak mengecewakan, ini jelas digunakan oleh Seth MacFarlane untuk membuat sekuel dari boneka beruang tak bermoral ini.  Ted 2  pun siap diarahkan dan dimainkan kembali oleh Seth MacFarlane melanjutkan sisa-sisa cerita yang ada di film sebelumnya. Tetap menggunakan Mark Wahlberg sebagai pemeran utama dengan absennya Mila Kunis, pemeran wanita diisi oleh Amanda Seyfried. Ted 2  pun tak cenderung formulaic dan menggunakan  template  dari film prekuelnya. Hanya saja, ekspektasi penonton ke

SINISTER 2 (2015) REVIEW : Another Inferior Horror’s Sequel

Ketika sebuah film dianggap berhasil, tentu rumah produksi itu tak akan mensia-siakan potensi yang ada di dalam film tersebut. Salah satunya adalah dengan membuat sebuah sekuel terhadap film tersebut. Entah, film itu penting untuk dibuatkan sebuah sekuel atau tidak, yang jelas film ini akan menghasilkan banyak sekali uang terhadap sebuah rumah produksi karena mereka tak perlu susah-susah membangun hype dari awal. Meskipun, tak semua sekuel akan bisa benasib sama dengan film orisinilnya entah dari respon penonton atau pun pendapatan. Tahun ini cukup banyak film-film sekuel yang bertebaran. Salah satunya adalah film horor arahan Scott Derrickson, Sinister. Di tahun ini, Sinister kembali hadir menyapa penontonnya –khususnya untuk para pecinta film horor –agar mereka merasa ditakut-takuti. Sayangnya, Scott Derrickson tak lagi kembali menangani film horor yang sebelumnya adalah miliknya. Ciaran Foy lah yang mengarahkan seri terbaru dari Sinister 2 kali ini. Sinister 2 memang masih menggunak

PAPER TOWNS (2015) REVIEW : Another Fresh Air From John Green’s Adaptation

Setelah sukses luar biasa dari  The Fault In Our Stars , buku-buku milik John Green sudah mulai dilirik oleh rumah produksi untuk diangkat menjadi sebuah film. Kesuksesan  The Fault in Our Stars  tak hanya dalam segi  Box Office  saja, melainkan juga dari respon para kritikus film. Jelas, hal tersebut akan terlihat menggiurkan bagi para rumah produksi. Beberapa daftar dari buku milik John Green pun satu persatu masuk ke dalam daftar film yang akan rilis di tahun-tahun berikutnya Di tahun 2015, Paper Towns , buku kedua milik John Green ini mendapatkan kesempatan untuk diadaptasi menjadi 100 menit gambar bergerak. Ditangani oleh sutradara berbeda, tetapi Paper Towns kembali diadaptasi ke dalam naskah yang ditulis oleh Michel H. Weber dan Scott Neutstadter. Jake Schreier menjadi atasan dari proyek adaptasi buku milik John Green ini. Bukanlah hal mudah bagi Jake Schreier untuk mengadaptasi Paper Towns menjadi sebuah pengalaman menonton yang menyenangkan dalam 100 menit durasinya. Karena

THE MAN FROM U.N.C.L.E (2015) REVIEW : Stylish Espionage But Losing Something

Film-film spionase dan agen rahasia akhir-akhir dalam beberapa tahun terakhir ini banyak dihidupkan kembali. Pun, beberapa adaptasi dari beberapa ikon-ikon spionase lama pun dikenalkan kembali kepada penonton-penonton abad 21 ini. Dianggapnya berhasil mengundang penonton, pun para sineas Hollywood mencari ikon mana yang akan digarap ulang menjadi sebuah film berdurasi penuh untuk film layar lebar. Tahun ini salah satunya adalah The Man From U.N.C.L.E yang diadaptasi dari serial televisi dengan judul yang sama dan sukses di tahun 1960-an. Proyek ini pun ditangani oleh Guy Ritchie yang sebelumnya pernah berhasil lewat Dwilogi Sherlock Holmes dan sebagai pemanasan sebelum seri ketiga, dia menangani proyek film ini. The Man From U.N.C.L.E dibintangi oleh Henry Cavill dan Armie Hammer sebagai pemeran utamanya. Memiliki premis yang serupa dengan berbagai film-film bertema sama, tentu menjadi kendala bagi The Man From U.N.C.L.E untuk menjadi yang berbeda. Tetapi di tangan Guy Ritchie, The Man