Skip to main content

HIJAB (2015) REVIEW : Instagram Phenomenon on Big Screen


Instagram memunculkan banyak sekali fenomena di dalam barisan linimasanya. Mulai dari foto fashion, food, dan landscape dijadikan sebuah tren di masing-masing akun sebagai basis foto mereka. Juga,  para pebisnis online shop yang mulai menggunakan media sosial berbasis foto ini untuk menunjukkan barang dagangannya. Belum lagi fenomena OOTD atau Outfit Of The Day, saling berbagi apa yang sedang dipakai juga menjadi sesuatu yang sedang booming dilakukan oleh para pengguna instagram.

Munculnya fenomena-fenomena di bidang fashion di sebuah sosial media yang semakin berkembang ini, memunculkan sebuah ide bagi Hanung Bramantyo untuk menelurkan karya terbaru. Hijab, karya terbaru milik Hanung Bramantyo ini pun dibantu oleh sang istri, Zaskia Adya Mecca dalam pembuatan filmnya. Hijab menjadi salah satu fashion yang sedang digandrungi di mayoritas penduduk Indonesia. Munculnya kelompok-kelompok pecinta dan pengguna Hijab atau Hijabers ditargetkan untuk menjadi pangsa film ini. 


Dengan banyaknya fenomena mulai fashion, hijab, OOTD, hingga bisnis online, Hijab menggunakan hal-hal itu untuk basis cerita di filmnya. Menceritakan empat orang sahabat, Sari (Zaskia Adya Mecca), Bia (Carissa Puteri), Tata (Tika Bravani) dan Anin (Natasha Rizki). Sari adalah seorang istri dari Gamal (Mike Lucock), arab kolot yang menjalani hidupnya berdasarkan syariat islam yang benar. Tata, Seorang istri dari fotografer jurnalis, Ujul (Ananda Omesh). Bia, istri seorang artis sinetron terkenal bernama Mat Nur (Nino Fernandez).

Anin, masih sendiri dan belum siap berkomitmen jauh tetapi sudah menjalin hubungan dengan sutradara kontroversial bernama Chaky (Dion Wiyoko). Sari, Bia, dan Tata ingin tidak selalu bergantung dengan suaminya, mereka ingin memiliki penghasilan sendiri. Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk membuat usaha yang tidak membuat mereka repot dan Anin membantu mereka. Usaha kecil-kecilan lewat online shop ini pun menghasilkan sesuatu. Meski, mereka bertiga harus berbohong dengan suami mereka sendiri. 


Dengan judul Hijab, mungkin memiliki kesan terlalu religius dan menawarkan sesuatu yang dramatisir, nyatanya tidak. Hanung Bramantyo sendiri menegaskan bahwa Hijab akan dibuat menjadi sebuah film komedi yang segar. Hanung Bramantyo dan film komedi? Oh, jangan salah. Film komedi adalah awal mula Hanung Bramantyo menitih karir. Jomblo, Catatan Akhir Sekolah, dan yang paling laris adalah Get Married. Semuanya ber-genre komedi dan di genre tersebut, Hanung Bramantyo bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal.

Lewat trailer yang dirilis, Hijab memiliki premis cerita yang menarik. Ada sesuatu yang berbeda yang dijanjikan oleh Hanung Bramantyo di dalam film terbarunya ini. Hijab pun mengingatkan penontonnya dengan film-film Hanung Bramantyo sebelumnya dan para penonton sudah rindu akan ‘Hanung yang dulu’. Benar saja, eksekusi di 90 menit film Hijab ini sama seperti apa yang ditawarkan oleh trailernya. Hijab adalah sebuah film yang sangat segar dan menyenangkan untuk diikuti.

Tidak ada yang berlebihan di dalam film Hijab ini semua diatur dengan porsi yang sangat pas. Tidak ada air mata palsu yang diekspos terlalu sering dengan iringan scoring yang serba grande dan over used. Meski konflik di dalam film ini bisa dibilang cukup kompleks, tetapi film ini memiliki cara untuk mengemas filmnya agar semuanya terlihat sederhana. Hijab pun menjadi sajian yang segar dan guyonan yang tak luput mengundang tawa penontonnya. 


Sindiran-sindirian tajam dengan balutan komedi juga menjadi senjata andalan dari film Hijab. Sekali lagi isu wanita dan agama masih menjadi poin penting di film ini.. Bagaimana seorang wanita yang berakhir hanya menjadi seorang Ibu Rumah Tangga biasa yang sebelumnya memiliki karir yang bersinar sesaat setelah menikah. Semua digambarkan kepada karakter Sari, Bia, dan Tata sebagai representasinya. Belum lagi, bagaimana syariat Islam mampu beradaptasi dengan zaman yang sudah mulai modern ini.

Ada isu agama, terutama agama Islam yang memang sudah mutlak, tidak bisa diganggu gugat. Di film ini pun ditunjukkan bagaimana pada akhirnya syariat Islam yang mutlak itu pun bisa beradaptasi di era globalisasi ini. Bagaimana kewajiban seorang wanita untuk berjilbab atau berhijab di dalam ajaran Islam akhirnya bisa menggunakan jilbab atau hijab tersebut menjadi sebuah fashion, menjadi sebuah tren yang akhirnya mengundang orang untuk ramai-ramai mulai menggunakannya.

Juga masih ada beberapa sindiran di industri perfilman dan curhatan dari seorang sutradara itu sendiri. Hanung yang sering disebut sutradara kontroversial direpresentasikan lewat karya-karya milik karakter Chaky. Juga, adanya kritik dengan film-film non-komersil yang dianggap memiliki kualitas yang lebih baik daripada film komersil. Tetapi, semua sindiran dengan isu yang berbeda itu dikemas lewat komedi yang sangat menyenangkan. 


Meskipun porsi komedi yang terlalu dominan di awal film ini, terkadang terjebak dengan komedi slapstick lengkap dengan musik yang komikal ini membuat beberapa bagian film ini terkesan tersendat-sendat. Akhirnya setelah beberapa menit filmnya, Hijab tahu bagaimana ritme dan tempo dari filmnya. Tak hanya melulu komedi, ada drama persahabatan yang memiliki turning point untuk filmnya. Meski masih terselip satu scoring khas yang grande saat film ini memiliki turning point.

Film Hijab pun didukung dengan teknis yang sangat baik di bagian Director of Photography-nya. Hijab yang mengusung tren dari sosial media, Instagram pun memiliki gambar yang sangat indah layaknya foto-foto miliki seleb instagram. Faozan Rizal berhasil mengadaptasi gambar-gambar ala Seleb Instagram ke sebuah gambar bergerak dengan komposisi yang sangat bagus. Sehingga, gambar-gambar di film ini bisa memanjakan mata penontonnya. 


Jangan lupakan para ensemble cast di film ini yang seperti bermain dengan sangat baik untuk menghidupkan film ini yang memiliki dialog yang dinamis. Zaskia Adya, Carissa Puteri, Tika Bravani, dan Natasha Rizky berhasil memiliki chemistry untuk meyakinkan penontonnya bahwa mereka bersahabat. Juga dengan barisan para suami seperti Mike Lucock, Nino Fernandez, Ananda Omesh, dan Dion Wiyoko yang berhasil membaur dengan suasana di film ini. Semua tampil tanpa beban dan lupa mereka sedang di depan kamera. Belum lagi special appearance mulai Sophia Latjuba, Jajang C. Noer, hingga seleb instagram fenomenal Dijahyellow ikut hadir untuk meramaikan film ini. 


Untuk melepas rindu dengan Hanung Bramantyo yang dulu, Hijab adalah karya miliknya yang sangat menyenangkan. Mengangkat fenomena fashion, outfit of the day, dan online shop lewat media sosial berbasis foto, Instagram, dengan kemasan yang menyenangkan. Film komedi dengan sindiran-sindiran tajam dengan isu-isu yang berat dan didukung dengan sinematografi indah milik Faozan Rizal ini berhasil menjadi salah satu karya terbaik milik Hanung Bramantyo.  

Comments

Popular posts from this blog

The Glass Castle

Destin Cretton is anything but a household name. Yet, the gifted filmmaker turned heads with his massively overlooked 2013 drama, Short Term 12 . The effort bridged together Cretton's singular story and vision with the remarkable acting talents of Brie Larson. Since then Larson has gone on to win an Academy Award ( Room ), but her career comes full circle in her latest collaboration with Destin Cretton in the adapted film The Glass Castle . Told non-chronologically through various flashbacks, The Glass Castle follows the unconventional childhood of gossip columnist and eventual Best-Selling author Jeannette Walls (Larson). Prior to her career as a writer, Walls grows up under the dysfunctional supervision of her alcoholic father (Woody Harrelson) and her amateur artist mother (Naomi Watts). But as Jeannette and her siblings begin to mature and fully comprehend their squatter-lifestyle and impoverished upbringing, they must work together to escape the clutches of their deadbeat par

FILOSOFI KOPI 2 : BEN & JODY (2017) REVIEW : Revisi Nilai Hidup Untuk Sebuah Kedai Kopi

  Kisah pendek yang diambil dari Dewi Lestari ini telah dibudidayakan menjadi sebuah produk yang namanya sudah mahsyur. Selain film, produk dari Filosofi Kopi ini diabadikan menjadi sebuah kedai kopi yang nyata. Dengan adanya konsistensi itu, tak akan kaget apabila film yang diarahkan oleh Angga Dwimas Sasongko ini akan mendapatkan sekuel sebagai perlakuan selanjutnya. Tentu, kekhawatiran akan muncul karena cerita pendek dari Filosofi Kopi pun hanya berhenti di satu sub bab yang telah dibahas di film pertamanya. Sayembara muncul ditujukan kepada semua orang untuk membuat kisah lanjutan dari Ben dan Jody ini. Sayembara ini sekaligus memberikan bukti kepada semua orang bahwa Filosofi Kopi tetap menjadi film yang terkonsentrasi dari penonton seperti film pertamanya. Yang jelas, Angga Dwimas Sasongko tetap mengarahkan Chicco Jericho dan juga Rio Dewanto sebagai Ben dan Jody. Angga Dwimas Sasongko pun berkontribusi dalam pembuatan naskah dari cerita terpilih yang ditulis oleh Jenny Jusuf s

DVD Outlook: August 2017

It appears August is rather barren with new DVD and streaming options ( July's suggestions ). Thankfully, a hot slate of diverse theatrical offerings such as The Big Sick , Dunkirk , War for the Planet of the Apes , Spider-Man: Homecoming and so much more, you can find a worthwhile movie to enjoy no matter what your personal preference may be. Either way, here's a look at what's available on DVD and streaming services this month. Alien: Covenant - 3 stars out of 4 - ( Read my full review here ) Earlier this year Ridley Scott returned to his storied  Alien universe once again with the follow-up to 2012's Prometheus . In the latest installment, Scott and company shift their efforts from cryptic to visceral and disturbing with a bloody and twisted affair that feels immensely more horror-based than its predecessor. While on a colonizing mission to jump-start the humanity on a distant planet, crew members of the Covenant are awoken from their hibernation state following