Skip to main content

ANNABELLE (2014) REVIEW : ‘The Conjuring’ Cinematic Universe


Kesuksesan James Wan dalam menangani kasus-kasus supranatural dalam film garapannya tentu tidak diragukan lagi. Kesuksesan yang digapai oleh James Wan ini menjadi babak baru bagi film horror Hollywood. The Conjuring dan Insidious menjadi mahakarya milik James Wan yang mengembalikan lagi semangat-semangat film horror Hollywood yang sudah mulai menghilang. Kedua film tersebut pun mulai meng-expand lagi universe-nya.

The Conjuring pun sudah mendapatkan slot untuk sekuelnya. Sebelum menuju ke sekuelnya, penikmat film horor dimanjakan oleh sebuah spin-off dari The Conjuring. Siapa yang tak tahu boneka “menggemaskan” di film The Conjuring, Annabelle? Boneka ini berkesempatan untuk mendapatkan penuh 90 menit durasi film yang menceritakan tentangnya. John R. Leonetti ini berkesempatan untuk menjalankan penuh cerita boneka setan ini.


Where to begin the Annabelle? Sepasang suami-istri, John Form (Ward Horton) dan Mia (Annabelle Wallis) hidup di sebuah rumah. Mia yang sedang hamil tua mendapatkan hadiah dari sang suami sebuah boneka Annabelle yang sudah lama di carinya. Di malam yang sama, dua orang pengikut sekte pemuja setan datang tiba-tiba dan meneror rumah mereka. Pertumpahan darah pun terjadi dan boneka Annabelle tersebut menjadi saksi bisu.

Setelah kejadian pada malam itu, Mia merasa tidak nyaman dengan rumahnya. Dia pun mengalami beberapa kejadian janggal di dalam rumahnya dan juga dengan boneka Annabelle miliknya. Dia pun menyuruh sang suami membuangnya dan memutuskan untuk pindah ke tempat lain. Tetapi, Boneka tersebut mengikuti ke mana mereka pergi. Dan teror pun dimulai.


A spin-off to expand ‘The Conjuring’ universe

Kemunculan boneka Annabelle di film The Conjuring menjadi salah satu hal ikonik untuk film arahan James Wan tersebut. Annabelle pun disandarkan dengan sang boneka setan legendaris, Chucky. Tentu, Warner Bros pun tak mau diam mengenai fenomena boneka Annabelle ini. The Conjuring pun memperluas universe horror dengan sebuah spin-off dari boneka setan Annabelle. Hanya berselang setahun setelah euphoria The Conjuring, Annabelle pun diluncurkan.

Orang pun menilai Annabelle ini adalah aji mumpung dari The Conjuring. Spin off pengeruk uang yang tentu bisa menarik perhatian penontonnya di tengah sepinya film besar di bulan Oktober. John R. Leonetti belum punya track record baik di karya. Dia hanya ikut andil menjadi co-producer dalam dua seri Insidious yang juga disutradarai oleh James Wan. Lantas, Annabelle tentu hanya menggunakan pamornya di The Conjuring untuk menjalankan misinya.

Annabelle arahan dari John R. Leonetti ini belum bisa dikatakan menjadi salah satu film horor yang dapat mengekor kualitas milik The Conjuring. Di tengah sepinya film horor di tahun ini, Annabelle pun belum bisa dikatakan yang paling menonjol untuk tahun ini. Di luar pamornya yang tinggi, Annabelle tidak memberikan efek dalam jangka panjang. Segala hal di dalam film ini pun akan mudah dilupakan oleh penontonnya setelah credit title bergulir.


Harapan yang digantungkan oleh penonton kepada film Annabelle cukup tinggi ketika tahu bahwa The Conjuring benar-benar membuat penonton ketakutan. Nyatanya, Annabelle arahan John R. Leonetti ini masih tidak memiliki potensi yang sama bagusnya. Annabelle tentu memiliki hal klise dalam mengkonstruksi cerita di dalamnya. Lewat naskah yang ditulis oleh Gary Dauberman ini terlihat menggunakan lagi template cerita yang sudah usang.

Cerita yang ada di film ini seperti sudah pernah penonton saksikan di film horor-horor lainnya seperti sekte pemuja setan, simbol, dan beberapa konflik lainnya. Hanya saja yang sedikit berbeda yaitu adanya medium setan tersebut berinang, Boneka Annabelle. Cerita milik Annabelle ini bukan hanya tidak spesial, tetapi penuturannya pun tertatih. Semua terkesan dipercepat di awal hingga pada bagian paruh akhirnya, film ini pun tak tahu akan dibawa dalam penyelesaian seperti apa.


Hasilnya, penonton merasa terkejut dengan penyelesaian yang menggelikan. Cerita milik Annabelle memang tidak ada yang istimewa tetapi cerita yang tak istimewa itu tidak menjadi hal pendukung untuk filmnya. John R. Leonetti terlihat begitu semangat dan tidak sabar untuk  meneror penontonnya. Alhasil, begitu cepat karakter-karakter dan konflik itu masuk di dalam film ini. Paruh pertama masih cukup bagus dalam membangun suasananya. Tetapi setelah itu, segalanya terlihat sangat melelahkan untuk diikuti. Beberapa karakter pun akan terkesan asal tempel untuk menyesaki layar.  

Tetapi, John R. Leonetti masih patut diacungi jempol untuk mengarahkan film Annabelle yang masih mampu meneror penontonnya. Tetapi, tingkatan teror itu masih belum bisa menyaingi The Conjuring yang mampu melekat di penontonnya hingga berhari-hari. John R. Leonetti masih memiliki semangat dan beberapa ciri dari film James Wan yang digunakan di film ini. Beberapa kesan old-school lewat scoring meski tak sekuat jika ditangani oleh James Wan.

Kekuatan dari Annabelle adalah Jump-scareyang beberapa juga masih hit and miss. Tidak ada inovasi yang digunakan oleh sang sutradara untuk mengageti penontonnya. Jump-scaremilik Annabelle pun terkesan been-there, done-that tetapi masih efektif untuk membuat penontonnya berteriak. Mungkin ada beberapa yang terasa fresh di jump scare-nya, terutama adegan di dalam lift. John R. Leonetti pun masih bisa memberikan atmosfir yang tegang di beberapa bagian. Tetapi, tak sedikit pula yang masih gagal dalam membangun atmosfir tersebut.


Annabelle mungkin tidak dapat menyaingi The Conjuring yang mematok harga tinggi untuk film horor. Dengan cerita yang dibangun masih sangat lemah dan arahan milik John R. Leonetti yang terlalu bersemangat, Annabelle pun tidak dapat berdiri sejajar dengan pamornya yang tinggi. Tetapi, semangat dan beberapa identitas milik James Wan yang masih diikuti polanya oleh sang sutradara, Annabelle masih akan diburu oleh penonton awam dan pecinta horor untuk dinikmati sensasinya.

Comments

Popular posts from this blog

The Glass Castle

Destin Cretton is anything but a household name. Yet, the gifted filmmaker turned heads with his massively overlooked 2013 drama, Short Term 12 . The effort bridged together Cretton's singular story and vision with the remarkable acting talents of Brie Larson. Since then Larson has gone on to win an Academy Award ( Room ), but her career comes full circle in her latest collaboration with Destin Cretton in the adapted film The Glass Castle . Told non-chronologically through various flashbacks, The Glass Castle follows the unconventional childhood of gossip columnist and eventual Best-Selling author Jeannette Walls (Larson). Prior to her career as a writer, Walls grows up under the dysfunctional supervision of her alcoholic father (Woody Harrelson) and her amateur artist mother (Naomi Watts). But as Jeannette and her siblings begin to mature and fully comprehend their squatter-lifestyle and impoverished upbringing, they must work together to escape the clutches of their deadbeat par

FILOSOFI KOPI 2 : BEN & JODY (2017) REVIEW : Revisi Nilai Hidup Untuk Sebuah Kedai Kopi

  Kisah pendek yang diambil dari Dewi Lestari ini telah dibudidayakan menjadi sebuah produk yang namanya sudah mahsyur. Selain film, produk dari Filosofi Kopi ini diabadikan menjadi sebuah kedai kopi yang nyata. Dengan adanya konsistensi itu, tak akan kaget apabila film yang diarahkan oleh Angga Dwimas Sasongko ini akan mendapatkan sekuel sebagai perlakuan selanjutnya. Tentu, kekhawatiran akan muncul karena cerita pendek dari Filosofi Kopi pun hanya berhenti di satu sub bab yang telah dibahas di film pertamanya. Sayembara muncul ditujukan kepada semua orang untuk membuat kisah lanjutan dari Ben dan Jody ini. Sayembara ini sekaligus memberikan bukti kepada semua orang bahwa Filosofi Kopi tetap menjadi film yang terkonsentrasi dari penonton seperti film pertamanya. Yang jelas, Angga Dwimas Sasongko tetap mengarahkan Chicco Jericho dan juga Rio Dewanto sebagai Ben dan Jody. Angga Dwimas Sasongko pun berkontribusi dalam pembuatan naskah dari cerita terpilih yang ditulis oleh Jenny Jusuf s

DVD Outlook: August 2017

It appears August is rather barren with new DVD and streaming options ( July's suggestions ). Thankfully, a hot slate of diverse theatrical offerings such as The Big Sick , Dunkirk , War for the Planet of the Apes , Spider-Man: Homecoming and so much more, you can find a worthwhile movie to enjoy no matter what your personal preference may be. Either way, here's a look at what's available on DVD and streaming services this month. Alien: Covenant - 3 stars out of 4 - ( Read my full review here ) Earlier this year Ridley Scott returned to his storied  Alien universe once again with the follow-up to 2012's Prometheus . In the latest installment, Scott and company shift their efforts from cryptic to visceral and disturbing with a bloody and twisted affair that feels immensely more horror-based than its predecessor. While on a colonizing mission to jump-start the humanity on a distant planet, crew members of the Covenant are awoken from their hibernation state following