Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2014

TRANSFORMERS : AGE OF EXTINCTION (2014) : PLOT’S EXTINCTION [WITH 3D REVIEW]

Adaptasi dari sebuah mainan milik Hasbro ini, sekali lagi mendapatkan kesempatan untuk tampil di layar lebar. Sebelumnya, 3 film pernah dibuat dan mengantongi tanggapan beragam untuk film pertamanya. Dengan installment yang terus dibuat, tanggapan negatif pun semakin banyak dikantongi oleh Transformers series. Michael Bay selaku sutradara film robot milik Hasbro ini pun mengambil langkah antisipasi agar Transformers kembali mendapat kepercayaan. Michael Bay pun berusaha untuk me- reboot karya miliknya ini. Dengan mengganti lead actor dengan yang lebih baik, dari Shia Labeouf ke Mark Wahlberg. Ya, setidaknya ada harapan baru bagi kelangsungan franchise satu ini. Michael Bay pun berusaha untuk membangun kembali image mainan milik Hasbro ini agar bisa mendapatkan kepercayaan yang lebih lagi khususnyauntuk kritikus juga penonton yang sudah mulai bosan dengan pola Transformers ala Bay ini.  Karya keempatnya ini pun mengambil judul Transformers : Age of Extinction dengan logo Transformer

THE FAULT IN OUR STARS (2014) REVIEW : A BITTERSWEET LOVE STORY

  Lagi, lagi, dan akan masih terus mewarnai perfilman Hollywood, adaptasi dari buku-buku bestseller di US. Kali ini, bukanlah buku tema dystopian atau fantasy yang diangkat dalam fitur film panjang. Buku yang booming dan mendapatkan pujian di mana-mana, The Fault In Our Stars karangan John Green. Buku dengan tema cinta remaja ini akhirnya mendapatkan kesempatan untuk diadaptasi menjadi gambar bergerak yang hak ciptanya kali ini dimiliki oleh 20th Century Fox . The Fault In Our Stars kali ini ditangani oleh sutradara Josh Boone yang masih memiliki satu karya, Stuck In Love yang juga bertemakan cinta dalam track record perjalanannya. Tetapi, di departemen penulisan naskah ini adalah orang yang berkompeten untuk me-reka ulang buku karangan John Green. Scott Neustadter dan Michael H. Weber adalah dalang di balik indahnya film-film romantis (500) Days Of Summer dan juga The Spectacular Now .  The Fault In Our Stars memang tak jauh-jauh dari kesan cliche ala teenage summer love movies

CAHAYA DARI TIMUR – BETA MALUKU (2014) REVIEW : BOLA DAN ISU LAINNYA

Lagi-lagi film bertema olahraga mewarnai perfilman Indonesia. Setelah Mari Lari garapan Delon Tio ini sukses memberikan sajian film yang menarik dengan sentuhan cerita memacu motivasi dan menyentuh. Kali ini, film dengan tema Olahraga sekali lagi diangkat menjadi feature film dan Sepak Bola lagi-lagi memiliki intrik menarik untuk diangkat. Berawal dari sebuah buku berjudul Kabar Dari Tulehu, sebuah memoar kisah nyata dari sosok Sani. dan buku ini berkesempatan untuk diangkat di layar lebar dengan judul Cahaya Dari Timur : Beta Maluku. Angga Dwimas Sasongko adalah orang yang dipercaya untuk mengarahkan buku tersebut menjadi gambar bergerak. Tangannya pernah melahirkan karya dengan judul Hari Untuk Amanda yang tak disangka menjadi sajian yang menarik. Tentu, sebuah harapan pun terlahir saat Angga Dwimas Sasongko mengarahkan sebuah film baru.  Cahaya Dari Timur ini mengambil latar belakang tahun 1999, dimana Ambon sedang mengalami konfilk yang gencar-gencarnya. Sani (Chicco Jericho), seo

MARI LARI (2014) REVIEW : RUN TO THE FINISH LINE OF LIFE

  Olahraga adalah kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Kedua hal tersebut memiliki relasi yang cukup kuat. Film-film dengan tema olahraga sudah mulai banyak dibuat, bahkan di Indonesia film dengan tema olahraga ini sudah cukup berkembang. Mungkin yang sering diangkat untuk menjadi sebuah film adalah olahraga Sepak Bola. Banyak sekali judul-judul yang mengangkat sepak bola sebagai latar belakang masalah mereka.   Di tahun 2014 ini, sebuah olahraga yang sederhana diangkat menjadi sebuah film. Olahraga tersebut adalah Lari. Olahraga sederhana ini mulai booming kembali dan banyak komunitas Lari yang ada di Indonesia. Maka, Delon Tio mengangkat olahraga ini dalam bentuk film dengan judul Mari Lari. Ini adalah debut pertama dari Delon Tio sebagai sutradara setelah sekian lama di industri perfilman, dirinya menjadi seorang produser dan kru lain di belakang layar. Lari ? Apa yang bisa diangkat untuk dijadikan konflik dalam sebuah film? Toh, olahraga ini tidak memiliki banyak konfli

22 JUMP STREET (2014) REVIEW : FORMULAIC SEQUEL IN A GOOD WAY

Berasal dari serial tahun 90-an yang dibintangi oleh Johnny Depp, 21 Jump Street berkesempatan untuk diangkat ke sebuah feature film layar lebar. Ditangani oleh sutradara handal, Christopher Miller dan Phil Lord serta dibintangi oleh nama-nama papan atas Hollywood Channing Tatum dan Jonah Hill di pion utama film ini. 21 Jump Street pun mendapatkan kritik postif dari para kritikus film karena berhasil menyajikan film buddy cop action comedy yang segar. Di akhir film 21 Jump Street pun terlihat bahwa film ini akan memiliki sekuel untuk melanjutkan perjalanan film pertamanya. 22 Jump Street adalah jawaban untuk sekuel film ini. Tetap memiliki barisan kru yang sama dengan film pertamanya. Christopher Miller dan Phil Lord masih mengarahkan film ini agar bisa mendapatkan kritik positif lagi dari para kritikus film. And of course Channing Tatum and Jonah Hill still being couples for the show.  22 Jump Street melanjutkan misi dari akhir 21 Jump Street. Schmidt (Jonah Hill) dan Jenko (Channin

HOW TO TRAIN YOUR DRAGON 2 (2014) REVIEW : FUN RIDE WITH THE DRAGONS [WITH 3D REVIEW]

Tahun ini, film animasi dari production house besar tidak mengambil andil besar untuk meramaikan jagat perfilman Hollywood. Hanya beberapa judul film animasi yang akan meramaikan layar bioskip tahun ini. Serta, Pixar studio akan absen untuk merilis karyanya di tahun ini. Sejauh ini, sudah 4 film animasi dirilis dari rumah produksi yang berbeda. Dreamworks Animation adalah salah satu rumah produksi andalan hollywood di film animasi, sudah merilis salah satu karya mereka yaitu Mr. Peabody & Sherman yang menuai tanggapan positif dari kritikus. Tetapi, Dreamworks Animation pun masih memiliki karya lain yang akan dirilis di bulan Juni ini. Sekuel dari film Dreamworks terbaik yang pernah dibuat, How To Train Your Dragon. Berselang 4 tahun dari film pertamanya, tentu membuat penontonnya sangat menantikan sekuel ini. Kali ini, semua tanggung jawab film sekuelnya berada di tangan Dean DeBlois. Mulai dari penyutradaraan hingga naskah yang juga ditulis olehnya. Tak ada Chris Sanders yang